Senin, 12 Januari 2015

Profil dan Sejarah kota Balikpapan

Balikpapan adalah salah satu kota di Kalimantan Timur (Kaltim), Indonesia. Balikpapan memiliki penduduk sebanyak 701.066 jiwa, yang merupakan 22 % dari keseluruhan penduduk Kaltim. Balikpapan merupakan kota dengan biaya hidup termahal se-Indonesia. Logo dari kota yang sering disebut Kota Minyak (Banua Patra) dan Bumi Manuntung ini adalah beruang madu, maskot Balikpapan yang mulai di ambang kepunahan. Nama asli Balikpapan adalah Billipapan atau Balikkappan (logat Banjar).

Sejarah Balikpapan

Sejarah Kota Balikpapan tidak bisa dipisahkan dengan Minyak yaitu lebih tepatnya dengan sumur minyak Mathilda, sumur pengeboran perdana pada tanggal 10 Februari 1897 di kaki gunung Komendur di sisi timur Teluk Balikpapan. Penamaan sumur minyak Mathilda sendiri berasal dari nama anak JH Menten dari JH Menten dan Firma Samuel & Co sebagai pemenang hak konsesi pengeboran di yang ditunjuk pemerintah Hindia Belanda yang telah mengontrak Balikpapan dari Kesultanan Kutai.

  Di awal tahun 1900-an bertambahnya jumlah penemuan dan pengeboran minyak di Balikpapan telah membawa pendatang dalam jumlah besar ke Balikpapan. Pendatang ini kebanyakan adalah orang Cina dan para pekerja pengeboran yang rata-rata berasal dari jawa dan berbagai daerah lainnya seperti India. Pekerja dari Cina dan India inilah yang menjadi cikal bakal penghuni desa di Tukung (Klandasan) dan Jumpi (Kampung Baru) yang merupakan asal usul sebagian besar warga Balikpapan. Selain itu keberadaan minyak, yaitu minyak tanah atau "lantung", juga mengundang semakin besarnya jumlah pedagang yang datang dari daerah Kerajaan Banjar di Banjarmasin dan Bone di Sulawesi Selatan untuk berdagang dan singgah di Balikpapan.

  Seiring dengan berkembangnya waktu Balikpapan telah berkembang menjadi "Kota Minyak" dengan besarnya produksi minyak yang dihasilkan yang mencapai 86 juta barrel per tahun. Perkembangan industri minyak inilah yang telah membangun Balikpapan menjadi kota industri dan selanjutnya menjadikan Balikpapan sebagai Kota Jasa dengan bandar udara Internasional, pelabuhan dan jumlah hotel yang dapat mendukung keberadaan Balikpapan sebagai dua kota tersebut.

  Saat ini Balikpapan tidak lagi menjadi Kota Minyak yang berorientasi pada pengeboran melainkan pada jasa pengolahan minyak yang telah mengolah minyak mentah dari sekitar Balikpapan, yaitu Sepinggan, Handil, Bekapai, Sanga-sanga, Tarakan, Bunyu dan Tanjung serta minyak mentah yang diimpor dari negara lain. Besarnya jumlah pendatang di Kota Balikpapan telah membawa keberagaman etnis dengan berbagai adat istiadat dan agama. Namun demikian hal ini tidak menjadi kendala dalam akulturasi budaya dan terwujudnya keharmonisan di masyarakatnya secara turun menurun.

  Keharmonisan masyarakat Balikpapan terekat dalam bahasa sehari-hari yang digunakan, yaitu Bahasa Indonesia. Keberagaman yang ada di dalam masyarakat Balikpapan bahkan mendukung adanya nilai-nilai kebersamaan yang mampu menjadikan Kota Balikpapan sebagai Kota Bersih, Indah, Aman dan Nyaman yang tercermin dengan telah seringnya Kota Balikpapan meraih Piala Adipura.
Budaya bersih dan wawasan lingkungan telah menjadi bagian dan ciri dari masyarakat Balikpapan yang terakomodir secara profesional dalam program Pemerintah Kota Balikpapan, yakni : CLEAN, GREEN and HEALTHY.

Visi Kota Balikpapan:

Terwujudnya Balikpapan sebagai kota industri, perdagangan, jasa dan pariwisata yang didukung oleh penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) dan masyarakat yang beriman, sejahtera, religius dan berperadaban maju (Madinatul Iman).

Misi Kota Balikpapan : 
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, sehat jasmani dan memiliki daya saing di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Mewujudkan tersedianya infrastruktur kota yang mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan fungsi kota di masa depan.

3. Mewujudkan kondisi kota yang layak huni dan berwawasan lingkungan.

4. Mewujudkan perekonomian kota yang berorientasi kepada pengembangan potensi ekonomi kerakyatan dan pengembangan basis ekonomi kota di masa depan.

Asal usul nama Balikpapan
Ada beberapa hikayat populer yang menceritakan asal usul kota yang berada di pesisir timur Kalimantan ini, yaitu:

· Adanya 10 keping papan yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk pembangunan Istana Baru Kutai Lama. Kesepuluh papan yang balik tersebut disebut oleh orang Kutai Balikpapan Tu. Sehingga wilayah sepanjang Teluk Balikpapan, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.

· Suku Pasir Balik (suku asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang Teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng-Papan atau artinya Balikpapan (dalam bahasa Paser, Kuleng artinya Balik).

· Dalam legenda lain juga disebutkan asal usul Balikpapan, yaitu dari seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin putrinya tersebut jatuh ke tangan musuh. Sang putri yang masih balita diikat di atas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring. Karena terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Ketika papan tersebut terdampar di tepi pantai ditemukan oleh seorang nelayan dan begitu dibalik ternyata terdapat seorang putri yang masih dalam keadaan terikat. Konon putri tersebut bernama Putri Petung yang berasal dari Kerajaan Pasir. Sehingga daerah tempat ditemukannya dinamakan Balikpapan.

· Hari jadi kota Balikpapan adalah tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan hasil Seminar Sejarah Balikpapan pada tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal pengeboran minyak pertama di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara J.H. Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co.

Kependudukan
  Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus menerus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kota memberlakukan operasi kependudukan berupa Operasi KTP di pintu masuk kota, jalan raya, pemukiman, bandara serta pelabuhan. Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Banjar, Bugis, Makassar, Jawa Timur kemudian pendatang lain yang di antaranya 

  Beretnis Manado, Gorontalo ,Madura, Jawa, Sunda dan lain-lain. Di awal Juni 2014, jumlah penduduk mencapai 684.339 jiwa dengan jumlah pendatang selama tahun 2012 sebanyak 21.486 jiwa yang merupakan jumlah tertinggi selama tiga tahun terakhir. Jumlah pendatang tersebut mampu melampaui jumlah pendatang yang masuk di Singapura pada tahun yang sama yakni sebanyak 20.693 jiwa. Antara tahun 2003 hingga 2012, jumlah pendatang tercatat 170 ribu jiwa lebih, sebagian besar dari pendatang tersebut memenuhi persyaratandan menjadi warga tetap, sedangkan sisanya dipulangkan atau pindah sendiri. Peningkatan jumlah penduduk terjadi akibat tingginya arus migrasi pendatang serta pertambahan alamiah (kelahiran), sehingga Balikpapan mulai tahun 2005 hingga saat ini menjadi kota terpadat penduduk di Kaltim. 

  Pertumbuhan pendatang dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kelahiran. Jumlah pendatang yang tinggi tidak dibarengi dengan kompetensi yang memadai dan tidak sesuai dengan sektor yang dibutuhkan. Tercatat sekitar 9 ribuan pendatang dengan pendidikan lulusan SD sempat mencari kerja di kota ini, namun tidak ada permintaan tenaga kerja dari lulusan SD. Daya tampung Balikpapan terhadap tenaga kerja sudah sangat minim, jumlah pencari kerja selalu jauh lebih tinggi dibandingkan permintaan tenaga kerja. Jumlah pendatang yang mencari kerja melonjak drastis, sementara permintaan tenaga kerja yang rendah hanya mengakibatkan peningkatan angka pengangguran. Tingginya angka pengangguran dan pekerja sektor informal menjadi penyebab masalah penataan kota, pemukiman tak layak, kekumuhan dan peningkatan kriminalitas. Pemerintah kota pun telah membuat peraturan kota yang mewajibkan seluruh pendatang untuk membayar dana jaminan serta memenuhi beberapa persyaratan hingga setengah tahun. Setiap penduduk juga diwajibkan untuk membawa KTP Balikpapan dalam perjalanan kemanapun. 

  Berdasarkan asalnya, pendatang berasal dari pulau-pulau di sekitar seperti Jawa, Madura dan Sulawesi. Jumlah pendatang paling banyak berasal dari Jawa yakni sebanyak 30%, kemudian diikuti dengan Banjar dan Bugis masing-masing sebanyak 20%, Toraja sebanyak 11%, Madura sebanyak 8%, Buton sebanyak 7% dan Betawi sebanyak 4%. Tingkat pendidikan pendatang didominasi oleh lulusan SLTA sebanyak 36%, diikuti lulusan SD sebanyak 25%, tidak tamat SD sebanyak 23%, lulusan SMP sebanyak 12% dan perguruan tinggi hanya 4%. Alasan pendatang masuk ke Balikpapan beragam, paling banyak karena mencari pekerjaan (48%), kemudian karena pindah kerja (33%) dan karena ikut keluarga atau suami sebanyak 19%. Kesadaran pendatang dalam membuang sampah di Balikpapan bervariasi, ada yang membuangnya tepat di TPS hingga membuang bebas di sungai. Sekitar 50% pendatang membuang sampah di TPS, kemudian sebanyak 35% pendatang pengelolaan sampahnya dipungut oleh petugas, 11% pendatang membakar sampahnya dan sebanyak 4% membuangnya langsung ke sungai. 

  Dengan pertumbuhan pendatang yang sangat tinggi, pada tahun 2015 jumlah penduduk diprediksi meningkat menjadi 825.275 jiwa yang mengakibatkan 5,15% (42.502 jiwa) penduduk Balikpapan saat itu tidak dapat menikmati air bersih. Jumlah penduduk pada tahun 2033 diprediksi mencapai angka 1.102.366 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.190 jiwa/km2

Suku bangsa yang ada 
  Suku asli Balipapan adalah suku Balik yang merupakan suku minoritas. Suku Balik biasanya digabungkan ke dalam suku Paser karena dianggap serumpun sehingga disebut Paser-Balik, padahal sebenarnya suku Balik tidak mau serta merta disamakan dengan suku Paser, karena terdapat beberapa perbedaan. Seperti yang terjadi di kawasan Kalimantan lainnya, suku Banjar yang datang ke Balikpapan menyerap unsur-unsur suku lokal melalui perkawinan campur (hibrida) dengan suku Balik dan suku Paser yang memunculkan komunitas Banjar-Balik. Secara garis besar ada lima budaya dasar sukubangsa asal Kalimantan yang disebut Rumpun Kalimantan, empat di antaranya terdapat di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan yaitu: Banjar, Kutai, Dayak, Paser yang biasa disingkat Komunitas BAKUDA atau BAKUDAPA jika dihitung mencapai 31,39% populasi (sensus tahun 2000). Diantara keempat suku asal Kalimantan tersebut, suku Banjar merupakan yang terbanyak sejak masa kolonial. Selain empat suku di atas, banyak pula suku-suku asal dari pulau Sulawesi, Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya sehingga yang pada awal pertumbuhan kota Balikpapan setidaknya terbentuk tiga kantong pemukiman Banjar, Jawa dan Bugis. 

Bahasa daerah yang sering digunakan adalah:

- Bahasa Paser

- Bahasa Kutai

- Bahasa Banjar

- Bahasa Bugis

- Bahasa Jawa

Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah bahasa Indonesia.

Adat perkawinan 
Penduduk Balikpapan masih sangat mencintai adat-istiadat dan aturan pernikahan tradisional. Adapun tradisi pernikahan yang sering terjadi adalah pernikahan dengan menggunakan adat:

- Suku Kutai

- Suku Dayak

- Suku Banjar

- Suku Bugis

- Suku Jawa

- Sebagian kecil dari adat Manado, Padang,Gayo, Aceh dan Flores


Universitas/Perguruan Tinggi di Balikpapan

· Universitas Balikpapan

· Politeknik Negeri Balikpapan

· STT Migas

· STIE Madani Balikpapan

· STMIK Balikpapan

· Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia

· Institut Teknologi Kalimantan

Rumah ibadah yang terdapat di Balikpapan antara lain :

· Masjid Al-Aman, Damai

· Masjid Al Amin, Sepinggan

· Masjid Al Falah, Batakan

· Masjid At Taqwa, Klandasan

· Masjid Baiturrahman, Lamaru

· Masjid Dwima As Salam, Kariangau

· Masjid Istiqomah, Pertamina

· Masjid Nurul Iman, Gn. Bahagia

· Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Getsemani, Resort Balikpapan

· Gereja Kristus Yesus

· Gereja Santa Theresia Prapatan

· Gereja St. Martinus Sepinggan

· Gereja Toraja

· GPIB Bukit Benuas

· GPIB Maranatha

· GPIB Bukit Sion

· GPIB Getsemani

· GPIB Pniel

· GPIB Syalom

· GPIB Imanuel

· HKBP Balikpapan, Resort Kalimantan Timur

· Pura Giri Jaya Natha

· Mahavihara Buddha Manggala

· Kelenteng Setya Dharma ( Guang De Miao )


Pembagian wilayah dan pemerintahan 
Kecamatan 
Dengan diberlakukannya Perda Balikpapan No. 8 Thn. 2012, maka diresmikan kecamatan Balikpapan Kota dan menambah jumlah kecamatan menjadi 6 yakni:

1. Balikpapan Timur

2. Balikpapan Selatan

3. Balikpapan Tengah

4. Balikpapan Utara

5. Balikpapan Barat

6. Balikpapan Kota

Kelurahan 
Sehubungan dengan pemekaran kecamatan tersebut, maka melalui Perda Balikpapan No. 7 Thn. 2012 ditetapkan pemekaran 7 kelurahan baru. Dengan demikian maka pada saat ini Balikpapan terdiri dari 34 (tiga puluh empat) kelurahan yakni:

1. Manggar

2. Manggar Baru

3. Lamaru

4. Teritip

5. Prapatan

6. Klandasan Ulu

7. Klandasan Ilir

8. Damai

9. Gn. Bahagia

10. Sepinggan

11. Gn. Sari Ilir

12. Gn. Sari Ulu

13. Mekar Sari

14. Karang Rejo

15. Sumber Rejo

16. Karang Jati

17. Gn. Samarinda

18. Muara Rapak

19. Batu Ampar

20. Karang Joang

21. Baru Ilir

22. Margo Mulyo

23. Marga Sari

24. Baru Tengah

25. Baru Ulu

26. Kariangau

27. Telaga Sari

28. Damai Baru

29. Damai Bahagia

30. Sungai Nangka

31. Sepinggan Baru

32. Sepinggan Raya

33. Gn. Samarinda Baru

34. Graha Indah

Dari 27 kelurahan sebelum pemekaran terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah, sedangkan RT mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081 menjadi 1.143 RT.

Mendapatkan status kota 
  Balikpapan adalah berstatus sebagai kota dengan wali kota sebagai kepala daerah dan DPRD sebagai legislatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Rumah Tahanan dan Lembaga Permasyarakatan serta Pengadilan Negeri. Selain itu Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan. Tercatat di antaranya kantor Polda (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Serta markas besar Angkatan Darat, yakni Komando Daerah Militer (KODAM) VI Mulawarman yang memiliki daerah operasi wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan berpusat di kota ini. KODAM yang memiliki motto "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" merupakan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota, bukan ibu kota provinsi

Nama walikota di Balikpapan 
Berikut adalah nama-nama pejabat wali kota Balikpapan:

1. H.A.R.S. Muhammad (1960 - 1963)

2. Mayor TNI AD Bambang Soetikno (1963 - 1965)

3. Mayor TNI AD Imat Saili (1965 - 1967)

4. Mayor POL. Zainal Arifin (1967 - 1973)

5. Letkol. Pol. H.M. Asnawi Arbain (1974 - 1981)

6. Kol. CZI. TNI AD Syarifudin Yoes (1981 - 1989)

7. H. Hermain Okol (sebagai Pelaksana Walikota) (1989 - 1991)

8. Kol. Inf. H. Tjutjup Suparna (1991 - Juni 2001)

9. Imdaad Hamid (Juni 2001 - 29 Mei 2011)

10. H.M. Rizal Effendi, SE.(29 Mei 2011 – kini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar